PENDEKATAN TEHKNIK AUDIT
Hasana
nanahasana71517@gmail.com
Dalam pelaksanaan audit, auditor harus melakukan pengumpulan bukti. Langkah yangditempuh
oleh auditor dalam rangka memperoleh bukti disebut prosedur audit. Jadi, prosedur audit akan
memberikan petunjuk atau perintah kepada tim audit mengenai apa yang harus dilaksanakan
dalam rangka mencapai tujuan audit. Prosedur audit memberikan perintah secara rinci kepada
tim audit mengenai apa yang harus dilakukan dalam rangka pelaksanaan audit. Sebagai contoh,
prosedur audit menyebutkan sebagai berikut: Bandingkan
jumlah pengeluaran pakaian seragam dinas menurut buku pengeluaran gudang, dengan jumlah
pengeluaran pakaian seragam menurut tanda terima pakaian seragam oleh prajurit yang
bersangkutan. Setiap prosedur audit berisi cara yang harus dilakukan untuk memperoleh bukti
audit. Cara untuk memperoleh bukti audit tersebut disebut teknik audit. Dalam contoh di atas,
teknik audit yang dimaksud adalah melakukan pembandingan. Dengan melakukan teknik audit
pembandingan tersebut, maka auditor akan memperoleh bukti audit berupa hasil pembandingan
yang akan dapat dipergunakan oleh auditor, untuk menyatakan
apakah jumlah seragam yang keluar dari gudang seluruhnya benar diserahkan kepada prajurit
yang berhak. Jadi prosedur audit merupakan urutan langkah yang harus ditempuh auditor saat
melakukan audit. Dalam prosedur audit terdapat teknik audit. Teknik audit merupakan cara
yang ditempuh auditor untuk memperoleh bukti audit (https://www.academia.edu diakses
tanggal 12/2/2017).
Sebagaimana dijelaskan di atas, teknik audit adalah cara yang dipergunakan oleh auditor untuk
memperoleh bukti. Menurut Arens dalam bukunya Auditing and Assurance Services, 9th Edition, teknik
audit ada tujuh, yaitu pengujian fisik (physical examination), konfirmasi (confirmation),
dokumentasi (documentation), prosedur analitis (analytical procedures), wawancara kepada klien
(inquiries of theclient), hitung uji (reperfomance), dan observasi (observation)
(http://alinlovers.blogspot.co.id diakses tanggal 12/2/2017).
Pengujian Fisik (Physical Examination)
Pengujian fisik adalah pengujian substantif yang melibatkan perhitungan atasaktiva yang berwujud, seperti kas,
persediaan, bangunan, dan peralatan. Teknik initidak dapat diterapkan pada aktiva yang keberadaannya dibuktikan
terutama melaluidokumentasi, seperti piutang usaha, investasi, atau beban dibayar di muka. Selainitu, teknik ini
juga tidak dapat diterapkan pada kewajiban, pendapatan, atau beban.
Sasaran utama dari pengujian fisik adalah membuktikan keberadaan (existence) hal-hal yang tersaji dalam
laporan keuangan klien. Contoh pengujian fisik adalah auditor mendatangi klien dan melakukan Cash
Opname. Cash Opname adalah perhitungan fisik kas (uang) yang dimiliki oleh klien, kemudian
auditor menggolongkan kas yang dimiliki klien berdasarkan nilai nominalnya, dan terakhir auditor menghitung
besarnya kas yang dimiliki klien. Selain itu, pengujian fisik juga dapat digunakan auditor untuk mengujipenilaian
(valuation) karena kuantitas terlibat secara langsung dalam penentuan nilaisebagian besar aktiva. Contoh dari hal
ini adalah dengan melakukuan perhitunganfisik persediaan yang dimiliki oleh klien, auditor juga dapat
menentukan nilai daripersediaan yang dimiliki klien. Melalui pengujian fisik, auditor juga
kadang-kadangdapat memperoleh bukti mengenai mutu atau kondisi, dan dalam hal ini tentu jugaakan
mempengaruhi penilaian. Pengujian fisik juga dapat digunakan auditor untuk menguji asersi
mengenaikelengkapan (completeness). Dengan pengujian fisik auditor bisa menemukan item-item yang
seharusnya tersaji tetapi dihilangkan klien dari laporan keuangan. Melalui pengujian fisik, asersi mengenai hak dan
kewajiban (rights and obligations) jugadapat diuji oleh auditor, tetapi hanya untuk mendukung kepemilikan
aktiva. Bukti audit yang diperoleh dari pengujian fisik untuk menguji asersikeberadaan sangat
tinggi. Akan tetapi, bukti audit yang diperoleh auditor daripengujian fisik juga dapat menyesatkan jika
auditor tidak memiliki keahlian ataukurang hati-hati dalam melakukan pengujian fisik. Dengan demikian,
pengujian fisikharus dilakukan dengan hati-hati. Jika auditor merasa kurang memiliki keahlian
dan pengalaman dalam menilai suatu aktiva, sebaiknya auditor meminta bantuan daripihak independen yang ahli
dalam menilai aktiva tersebut. Contohnya, jika auditor merasa tidak memiliki kemampuan dan keahlian untuk
menilai persediaan emasklien, auditor dapat meminta bantuan seseorang yang ahli dalam penilaian
emas(misalnya penilai emas dari pegadaian) untuk membantu auditor menentukan nilaipersediaan emas
tersebut.
Konfirmasi adalah metode yang digunakan auditor untuk memperoleh buktiaudit dengan cara meminta
tanggapan baik secara tertulis maupun lisan dari pihakketiga yang independen mengenai item-item tertentu yang mempengaruhi laporankeuangan klien.Pada konfirmasi tertulis, konfirmasi adalah surat yang ditandatangaiklien,
ditujukan kepada pihak ketiga terkait (biasanya pelanggan atau kreditur ) untukmeminta penegasan
(konfirmasi) mengenai saldo utang/piutang klien pada pihakketiga tersebut per tanggal tertentu (biasanya tanggal
neraca). Bukti audit yangdiperoleh dari konfirmasi memiliki keandalan yang sangat tinggi karena bukti auditdari
teknik audit ini diperoleh dari pihak ketiga yang independen terhadap klien. Olehkarena bukti
audit yang diperoleh dari konfirmasi sangat tinggi, teknik audit iniadalah teknik audit yang paling
banyak digunakan, terutama untuk menguji asersimanajemen terhadap utang dan piutang usaha.
Konfirmasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu konfirmasi positif dan konfirmasinegatif. Pada konfirmasi positif
auditor mengirimkan surat yang isinya memintatanggapan kepada pihak ketiga terkait, pihak yang dimintakan
konfirmasi tersebutdiharuskan menjawab (membalas) apakah setuju atau tidak dengan jumlah
yangtercantum dalam surat yang dikirimkan auditor.
Konfirmasi positif biasanya digunakan dalam keadaan:
1. Saldo utang/piutang klien per pelanggan/kreditur relatif besar
2. Jumlah pelanggan/kreditur sedikit
3. Pengendalian intern klien (agak) lemah
4. Waktu audit cukup panjang.
Sedangkan pada konfirmasi negatif, surat yang dikirimkan auditor hanyadibalas pihak yang dimintakan
konfirmasi apabila jumlah yang tercantum dalamsurat yang dikirimkan auditor tersebut tidak disetujui
oleh pihak ketiga tersebut. Apabila pihak ketiga setuju dengan jumlah yang tercantum dalam surat
yangdikirimkan auditor, maka pihak ketiga tersebut tidak perlu membalas surat yangdikirimkan
tersebut. Biasanya dalam konfirmasi negatif, surat yang dikirimkan auditor diberi batas waktu. Jika
pihak terkait yang dikirimi surat tidak memberikan jawabanatas konfirmasi tersebut sampai pada waktu yang
ditetapkan maka pihak yangdimintakan konfirmasi tersebut dianggap setuju.
Konfirmasi negatif umumnya digunakan auditor apabila :
1. Saldo utang/piutang klien per pelanggan/kreditur relatif kecil
2. Jumlah pelanggan/kreditur banyak
3. Pengendalian intern klien (cukup)kuat
4. Waktu audit cukup singkat.
Asersi utama yang diuji melalui konfirmasi adalah keberadaan (existence) serta hak dan kewajiban
(rights and obligations). Teknik ini juga dapat digunakanuntuk memberikan bukti mengenai penilaian (valuation) atau alokasi (completeness), kelengkapan ( completness ), serta penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure).
Dokumentasi adalah metode pengumpulan bukti audit yang dilakukan olehauditor dengan cara menguji berbagai
dokumen dan catatan klien untuk mendukunginformasi yang tersaji atau seharusnya tersaji dalam laporan
keuangan. Dokumendan catatan klien yang diuji oleh auditor adalah dokumen dan catatan yangmenyediakan
informasi tentang pelaksanaan bisnis klien. Jumlah bukti audit yangdapat dikumpulkan melalui dokumentasi
cukup besar karena pada umumnya setiaptransaksi dalam organisasi klien minimal didukung dengan selembar
dokumen. Secara sederhana, dokumen dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitudokumen internal dan dokumen
eksternal. Dokumen internal adalah dokumen yangdisiapkan dan digunakan dalam organisasi klien
sendiri serta tidak pernahdisampaikan kepada pihak-pihak di luar organisasi klien. Contoh dokumen
internaladalah salinan faktur penjualan, laporan waktu kerja karyawan, dan laporanpenerimaan persediaan.
Sedangkan dokumen eksternal adalah dokumen yangpernah berada dalam genggaman seseorang di luar
organisasi yang mewakili pihakyang menjadi lawan transaksi klien, tetapi dokumen tersebut sekarang berada
ditangan klien atau dengan segera dapat diakses oleh klien. Contoh dokumeneksternal adalah faktur-faktur dari
pemasok, surat utang yang dibatalkan, dan polis-polis asuransi. Dari kedua kelompok dokumen di atas,
dokumen eksternal memilikikeandalan yang lebih tinggi karena dokumen eksternal pernah berada baik di
tanganklien maupun pihak lain (pihak eksternal) sebagai lawan transaksi klien.
Dalam dokumentasi, terdapat beberapa istilah. Berikut ini adalah beberapaistilah tersebut dan penjelasan
singkatnya :
1. Vouching
Vouching adalah kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa kebenaran ataukeabsahan suatu bukti yang
mendukung transaksi. Kegiatan ini meliputi memilih catatan yang ada pada catatan akuntansi serta
memperoleh dan menyelidikidokumen yang mendasari catatan tersebut untuk menentukan keabsahan
danketelitian transaksi yang dicatat. Dengan vouching, arah pengujian berlawanandengan tracing.
Penelusuran dimulai dari catatan ke dolumen. Vouching digunakan untuk mendeteksi apakah catatan
akuntansi klienketinggian (overstatement). Selain itu, vouching juga digunakan untuk menguji
asersimanajemen mengenai keberadaan (existence), penilaian (valuation), hak dankewajiban (rights and obilgation), penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure). Namun,vouching juga
memiliki kelemahan. Pengujian asersi mengenaikelengkapan ( completeness) melalui vouching lebih sulit dilakukan karena pengujiankelengkapan mengharuskan auditor untuk mencari bukti item yang tidak
tercatat.
Verifikasi adalah sebuah istilah yang digunakan dalam arti umum untuk memeriksa ketelitian perkalian,
penjumlahan pembukuan, kepemilikan, dankeberadaannya.
Adapun tujuan dari vouching dan verifikasi untuk
memastikanbahwa:
a. Bukti tersebut telah disetujui oleh pejabat yang berwenang dan terkait
b. Bukti tersebut dari sesuai dengan tujuannya
c. Jumlah yang tertera di dalam bukti adalah benar dan sesuai dengantransaksi
d. Pencatatan dilakukan secara benar
e. Kepemilikan dan keberadaannya sah
2. Tracing
Tracing adalah suatu kegiatan yang merupakan kebalikan dari vouching. Arah kegiatan tracing adalah
mengikuti dokumen sumber hingga ke pencatatannyadalam catatan akuntansi. Adapun pelaksanaan
dari tracing adalah dengan pertama-tama auditor melakukan penyeleksian dokumen sumber,
seperti faktur penjualanatau laporan pengiriman, kemudian auditor melakukan penelusuran
dokumensumber tersebut melalui sistem akuntansi ke pencatatan akhir dalam catatanakuntansi, seperti jurnal
dan buku besar.
Karena arah pengujian tracing berlawanan dengan vouching, tracing dapat digunakan untuk menguji
asersi manajemen mengenai kelengkapan (completeness).Tracing juga dapat digunakan auditor untuk
menguji asersi manajemen mengenaipenilaian (valuation) serta penyajian dan pengungkapan
( presentation and disclosure).
3. Inspeksi
Dibandingkan dengan vouching dan tracing , inspeksi melakukanpemeriksaan atas dokumen dengan cara
yang berbeda dari kedua teknik di atas.Inspeksi mencakup pembacaan yang kritis atas dokumen untuk
membandingkaninformasi yang tersaji di dalamnya dengan informasi lain yang diketahui
auditor ataudicatat dalam akun. Inspeksi dapat diaplikasikan auditor untuk berbagai dokumenyang
berbeda, seperti sewa, kontrak, notulen rapat, instrumen utang formal, danpolis asuransi.
Karena inspeksi dapat diaplikasikan auditor untuk berbagai dokumen,maka inspeksi dapat digunakan untuk
menguji semua asersi manajemen. Inspeksi juga dapat memberikan informasi bagi auditor sebagai
dasar dalammelakukan pengujian audit khusus, seperti inspeksi atas instrumen utang untukmenentukan suku
bunga guna menguji beban bunga. Inspeksi juga bisa menambahinformasi yang dicatat dalam catatan akuntansi, seperti menentukan persetujuanatas akuisisi pabrik dan peralatan dengan menginspeksi notulen
rapat dewandireksi.
Berbeda dengan inspeksi yang melakukan pembacaan yang kritis terhadapsuatu dokumen,
scanning melakukan penelaahan yang tidak terlalu rinci atasdokumen atau catatan. Adapun tujuan
dari scanningadalah untuk menentukanapakah terdapat hal yang tidak umum yang memerlukan investigasi
lanjutan. Contohdari kegiatan scanning adalah auditor bisa men-scan buku besar piutang usahauntuk
menentukan keberadaan ( existence) dari setiap pelanggan yang memilikisaldo kredit besar yang harus
direklasifikasikan sebagai kewajiban.
4. Rekonsiliasi
Rekonsiliasi adalah proses penandingan antara dua set pencatatan yangkemungkinan memiliki jumlah yang
berbeda, kemudian berusaha mencari jumlahyang seharusnya (jumlah yang benar ). Biasanya dalam
melakukan suatu audit, satuset pencatatan adalah milik klien dan yang lainnya adalah milik pihak ketiga.
Rekonsiliasi dapat digunakan untuk menguji asersi manajemen terutamamengenai kelengkapan
( completeness ) dan keberadaan (existence). Denganmerekonsiliasi dua catatan, auditor dapat menemukan
item-item yang tidak dicatatdalam catatan klien, seperti pembayaran jasa bank (bank service charge).
5. Read
Read adalah penelaahan atas informasi tertulis untuk menentukan fakta-fakta yang berkaitan dengan audit
yang dilakukan. Contoh penerapannya adalahauditor membaca notulen rapat serta mengikhtisarkan semua
informasi yangberkaitan dengan laporan keuangan dalam kertas kerja.
6. Compare
Compare adalah perbandingan informasi dari dua lokasi yang berbeda.Instruksi harus menyatakan informasi
mana yang akan diperbandingkan dengansebanyak mungkin rincian yang dapat dilakukan dalam praktek.
Contohpenerapannya adalah auditor menyeleksi suatu sampel atas faktur-faktur penjualandan
membandingkan harga pokok penjualan per unit yang dicantumkan dalam faktur dengan nilai yang tercantum
dalam daftar harga penjualan per unit yang telahdiotorisasi oleh manajemen.